Sabtu, 07 Mei 2011

JALAN HAURGEULIS-GANTAR HANCUR






Kondisi Jalan Haurgeulis Gantar sepanjang 4 KM dari arah Haurgeulis sangat parah. Jalan yang berlubang dan banjir jika hujan turun menyebabkan seluruh badan jalan tergenang air di beberapa lokasi. Hal ini menyebabkan jalur transportasi yang menghubungkan dua kecamatan tersebut tersendat serta telah banyak memakan korban dari kalangan pengendara.
Sampai saat ini pihak yang terkait terutama Pemerintahan Kabupaten Indramayu dibawah pimpinan bupati baru Hj. Anna Sophanah belum melakukan tindakan real untuk segera memperbaiki jalan tersebut, sehingga hal ini memperhambat visi dan misi Kabupaten Indramayu yang bertekad mensejahterakan masyarakat Indramayu. Karena jalan adalah sarana vital bagi perekonomian masyarakat.
Masyarakat Indramayu Barat terutama di wilayah Haurgeulis dan Gantar berharap Bupati lebih respon lagi terhadap kondisi jalan yang sudah hancur di seluruh wilayah Indramayu Barat.

Jumat, 11 Maret 2011

Rahasia Dibalik Matematika Shalat

Oleh Deden Zaenal Muttaqien

Berapa lamakah kita shalat dalam sehari semalam? Jika setiap rakaat kita perkirakan dua menit, maka dalam sehari-semalam jumlahnya ada 34 menit. Artinya, dalam sehari hanya kita isi sebanyak 2,4 persen dari 1440 menit. Dalam satu minggu, berarti ada 238 menit atau 3,96 jam. Dalam satu bulan, lama shalat kita sebanyak 952 menit atau 15,86 jam. Dan setahun, ada 11.424 menit atau 190,4 jam, yang berarti setara dengan 7,93 hari.

Jika rata-rata usia hidup manusia selama 60 tahun, dan dikurangi dengan 10 tahun masa awal akil baligh (dewasa), maka hanya 50 tahun seseorang melaksanakan shalat dalam hidupnya. Itu berarti, sepanjang hidupnya ia melaksanakan shalat fardlu selama 571.200 menit atau sekitar 9.520 jam, atau 396,7 hari (1,1 tahun).

Bisa dibayangkan, selama hidup, kita hanya butuh waktu untuk shalat fardhu selama 1,1 tahun, atau dalam satu tahun hanya 7,93 hari, atau dalam satu hari hanya 34 menit. Dari sini terlihat betapa jauhnya perbandingan ketaatan kita kepada Allah SWT dengan nikmat yang diberikan-Nya kepada kita dengan nikmat usia.

Maka, sangat disayangkan apabila ada orang yang tidak melaksanakan shalat karena alasan tidak ada waktu atau sibuk. Padahal, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita mampu berlama-lama bertelepon, nongkrong di depan komputer, jalan-jalan, nonton TV, dan lain sebagainya.

Ingatlah, Abu Zubair menceritakan bahwa dia mendengar Jabir bin Abdullah berkata, ''Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara seseorang dengan kemusyrikan dan kekafiran itu terdapat perbuatan meninggalkan shalat'." (HR Muslim).

Oleh karena itu, jangan pernah merasa puas dan berbangga diri dengan ibadah yang telah kita laksanakan. Sebab, bisa jadi ibadah kita, terutama shalat, tidak akan berarti apa-apa bila hal itu kita kerjakan dengan tidak ikhlas. Apalagi berharap surga. Allah menyindir orang yang demikian dengan pendusta agama. (QS Al-Maun [107]: 1-7).

Jadi, jangan hanya mengandalkan masuk surga dengan selembar tiket shalat fardhu. Silakan menjaring rahmat Allah dengan banyak beramal saleh. Berinfak, zakat, puasa, haji, akur dengan tetangga, menyambung silaturahim, mengurus keluarga, belajar, menyantuni anak yatim, tidak membuang sampah sembarangan, bahkan hanya tersenyum kepada teman pun termasuk amal shaleh. Wallahu a'lam.

Dikutip dari http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/06/11/119419-rahasia-di-balik-matematika-shalat

SEBELUM KONTRAK BERAKHIR

Oleh Imam Nur Suharno ***

Dikisahkan bahwa malaikat maut (Izrail) bertemu dengan Nabi Sulaiman AS. Ia datang dengan bentuk manusia sehingga tak seorang pun yang mengetahui kedatangannya selain Nabi Sulaiman. Saat itu Nabi Sulaiman sedang berkumpul dengan beberapa orang sahabatnya. Saat malaikat maut hendak pergi ia memandang salah seorang sahabat Nabi Sulaiman dengan pandangan yang aneh, lalu pergi.

Setelah malaikat maut pergi, sahabat Nabi Sulaiman itu bertanya, "Wahai Nabiyullah, mengapa ia memandangiku seperti itu?" Jawab Nabi Sulaiman, "Ketahuilah, dia itu adalah malaikat maut."

Kemudian sahabat Nabi Sulaiman itu berkata, "Wahai Nabi, tiupkanlah angin dengan kencang, sehingga angin itu membawaku ke puncak negeri India, sesungguhnya aku berfirasat buruk."

"Apakah engkau akan lari dari takdir jika maut akan menjemputmu?" tanya Nabi Sulaiman. "Sesunguhnya Allah memerintahkan kita untuk mencari sebab-sebabnya. Dan, aku yakin bahwa engkau akan mengabulkan permintaanku." kata sahabat Nabi Sulaiman itu. Kemudian, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada angin untuk membawanya ke tempat yang diinginkan.

Selang beberapa saat malaikat maut datang, Nabi Sulaiman bertanya, "Apa urusanmu dengan salah seorang sahabatku, mengapa engkau pandangi dia seperti itu?"

Malaikat maut menjawab, "Aku memandanginya seperti itu dikarenakan ia tercatat didaftar kematian bahwa ia akan mati di sebuah negeri di India. Aku heran, bagaimana ia dapat pergi ke sana sedangkan ia ada bersamamu? Kemudian, di tempat yang telah ditentukan, pada waktu yang telah digariskan kulihat ia datang kepadaku dan kucabut nyawanya."

Kisah di atas mengingatkan kepada kita bahwa malaikat maut akan selalu mengintai siapa saja yang masa kontraknya akan berakhir di dunia ini. Jika masa kontraknya habis maka tak seorang pun dapat lari darinya. ".… Maka, apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS al-A'raf [7]: 34).

Dalam ayat lain Allah SWT menegaskan, "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (QS Qaf [50]: 19).
Lari kepada dokter bila sakit menimpa, lari kepada makan bila rasa lapar datang, lari kepada minum bila rasa haus menghampiri. Lalu, lari kepada siapa bila kematian akan menjemputmu?

Sungguh, tak seorang pun dapat lari darinya sekalipun berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. "Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS an-Nisa' [4]: 78).

Oleh karena itu, sebelum masa kontrak berakhir, "Bersegeralah kamu beramal sebelum datang tujuh perkara: kemiskinan yang memperdaya, kekayaan yang menyombongkan, sakit yang memayahkan, tua yang melemahkan, kematian yang memutuskan, dajjal yang menyesatkan, dan kiamat yang sangat berat dan menyusahkan." (HR Tirmidzi). Wallahu a'lam.


Dikutip dari www.republika.co.id

Jumat, 07 Januari 2011

LATAR BELAKANG KEMUNCULAN KHAWARIJ

Secara etimologis kata Khawarij berasal dari bahasa Arab "Khoroja" yang artinya keluar, muncul, timbul atau memberontak. ini yang mendasari Syahrastani untuk mtnyebut khawarij terhadap orang yang memberontak Imam yang syah. Berdasarkan etimologi ini pula, Khawarij berarti setiap muslim yang ingin keluar dari kesatuan umat Islam.
Sedangkan secara istilah ilmu Kalam, Khowarij adalah suatu kelompok pengikut Ali bin Abi Tholib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Sayyidina Ali yang menerima arbitrase (tahkim) dalam perang Shiffin melawan Mu'awiyah bin Abi Sufyanpada tahun 37 H.
Kelompok Khowarij mulanya memandang Ali dan pasukannya berada di pihak yang benar, dan mengakui Ali sebagai kholifah yang Sah, sementara Mu'awiyah berada di pihak yang salah karena memberontak pemerintahan yang sah.
Ali sebenarnya sudah mencium kelicikan dibalik ajakan damai, sehingga ia bermaksud menolak ajakan itu.